Halaman

Minggu, 15 Januari 2017

Tugas ISD 4 (1)



Prasangka dan Diskriminasi

(Bullying Pada Anak)
Kasus Bullying atau kekerasan di sekolah maupun di lingkungan, sering terjadi dan seringkali muncul kepermukaan namun kurang mendapat perhatian dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru guru bahkan orang tua sekalipun. Biasanya Bullying cenderung terjadi pada anak yang terkesan lemah, berbeda dari yang lain, tidak berdaya untuk membela diri, tidak punya banyak teman. Kejadian bullying dianggap hal biasa dan bisa di selesaikan secara kekeluargaan. Padahal dampak atau trauma yang dialami anak anak korban bullying tidak akan terhenti hanya dengan terselesaikannya masalah tersebut.
Korban Bullying biasanya mengalami trauma yang berkepanjangan. Hal itu sangat berdampak bagi kondisi psikologi dan kelangsungan pendidikan anak di masa depan. Ada yang stress hingga mau bunuh diri. Bullying tidak hanya diartikan kekerasan dalam bentuk fisik. Namun juga kekerasan psikis. Bullying bisa terjadi terhadap perempuan maupun laki-laki.
A. Definisi Bullying
Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok kejadiannya selalunya berulang sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya bahkan lebih fatal lagi akan menyebabkan kematian pada seseorang.

B. Bentuk Bullying
1.       Secara fisik : Mendorong dengan sengaja, memukul, menampar, memalak atau meminta paksa barang yang bukan miliknya (lazim pada anak laki-laki)
2.       Secara verbal : Memaki, mengejek, calling names, menggosip (lebih pada anak perempuan)
3.       Secara psikologis : Mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan dan mendiskriminasikan.
4.       Bahkan yang lebih canggih dengan mengirim ejekan melalui SMS atau MMS di telepon selular atau pun melalui email maupun sosial media.

C. Dampak Bullying
Akibat bullying ini tidak dapat dikatakan main-main  mengganggu perkembangan sosial dan emosional anak mulai dari yang ringan, sedang hingga yang serius dan mampu berakibat pada kematian. Yakni dampak sebagai berikut :
1.       Prestasi belajar menurun
2.       Phobia sekolah
3.       Gelisah, sulit tidur
4.       Gangguan makan
5.       Menyendiri, mengucilkan diri
6.       Sensitive, lekas marah
7.       Agresif , bersikap kasar pada orang lain (contoh : pada kakak atau adik bahkan orang tua)
8.       Depresi
9.       Sakit atau hingga Kematian
10.   Hasrat bunuh diri
D. Patut diingat
1.       Korban bisa anak laki-laki maupun perempuan.
2.       Pelaku juga dapat anak laki-laki atau pun perempuan.
3.       Bullying juga dapat dilakukan oleh orang dewasa, seperti guru/kepala sekolah, guru les, tetangga, om & tante, bahkan orangtua sendiri.
4.       Biasanya terjadi di waktu yang tidak ada orang yang melihat/pengawasan/guru; sebelum pelajaran dimulai, jam istirahat, pulang sekolah, di kantin, di WC, di jalan yang sepi, di rumah kosong.
5.       Menganggap bahwa itu hanya kegiatan ‘iseng belaka’ dan ‘kamu akan baik-baik saja’ bukan lah respon atau sikap yang diharapkan korban dari orang dewasa/guru maupun pihak sekolah.
6.       Ancaman untuk bunuh diri dari korban. Jangan pernah anggap remeh dengan ancaman yang satu ini.
7.       Beberapa sekolah di Jakarta bahkan di daerah masih banyak yang menganggap bullying adalah hal yang "jamak". Pastikan pihak sekolah anak-anak kita ‘AWARE’ akan hal ini.
E. Apa yang orang tua dapat lakukan
1.       Selalu amati dan kenali perilaku anak-anak kita sehari-hari.
2.       Bila ternyata anak kita merupakan korban, dengarkan apa yang ingin ia sampaikan (meskipun kesannya ‘sepele’), “aku gak mau sekolah… aku gak suka temanku… temanku jahat ”. Pada anak yang lebih kecil biasanya akan mengatakan : “temanku nakal”. Kurang lebih ‘cry for help’ mereka adalah seperti itu. Jadilah orang tua yang mau mendengarkan, memahami & memberikan perhatian dengan penuh kasih sayang pada anak.
3.       Ajarkan anak untuk berbicara dan terbuka pada orang dewasa di sekolah, misal : guru, wali kelas, guru BP, kepsek. Semuanya dimulai dari rumah dengan selalu membuka komunikasi yang terbuka, sehat & positif serta penuh kasih sayang pada anak.
4.       Untuk tetap berada di kelompok, terutama di waktu yang tidak terawasi guru
5.       Tidak terlalu disarankan to fight back pada pelaku. Tetapi cukup mengatakan : “Hentikan, saya tidak suka dengan perlakuan kamu” dan kemudian tinggalkan si pelaku.
6.       Latih anak bagaimana berperilaku (anticipated coping behavior) jika kejadian berulang.
7.       Ajari anak untuk bersikap asertif pada banyak hal.
8.       Terkadang mengajak anak untuk berempati pada pelaku (karena kemungkinan si pelaku juga merupakan korban bullying juga) bisa cukup membantu.
9.       Pastikan bahwa “Anak merasa nyaman untuk menjadi dirinya” hal ini sangat penting tentunya.
10.   Jangan tunggu lama untuk menyelesaikan masalah atau mencari pertolongan professional jika gejala terlihat mengarah ke serius. Lebih cepat ditangani lebih baik & lebih tepat.
11.   Apabila diperlukan/kejadian Bullying ini telah mengarah pada tindak kekerasan yang berakibat fatal seperti mengakibatkan kecacatan atau mengancam nyawa anak, jangan segan segan melaporkan kejadian tersebut pada Pihak Sekolah maupun Pihak Berwajib.






Banyak sekali tindak-tindak prasangka dan diskriminasi yang kita alami di kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari. Seperti hal baru – baru ini yang terjadi pada beberapa orang pelajar sekolah tinggi ilmu pelayaran mengalami kekerasan oleh senior mereka ironinya hal itu terjadi didalam lingkup sekolah tersebut yang dimana lingkungan tersebut adalah lingkungan pendidikan. Beberapa sumber mengatakan  bermula ketika salah satu dari empat senior tersebut mengumpulkan junior setelah mereka selesai latihan drum band, sekitar pukul 22.00 WIB. Beberapa taruna STIP tingkat satu akhirnya mengikuti perintah empat seniornya itu. Mereka berkumpul di lantai 2, kamar M-205. Sampainya di lokasi, satu per satu para senior menganiaya taruna tingkat satu dengan tangan kosong dan aksi kekerasan yang dilakukan empat pelaku tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian dengan target perut hingga ke ulu hati. Hal ini mengakibatkan 5 korban mengalami luka dan kesakitan serta satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Seharusnya senior tidak melakukan kekerasan kepada juniornya, namun mengajari dan mencontohkan pada sikap – sikap positif untuk membangun kepribadian yang lebih baik pada juniornya. Manusia tercipta sebagai makhluk sosial, dimana ia tidak dapat hidup sendiri dan selalu memerlukan bantuan orang lain, maka dari itu manusia membentuk kelompok-kelompok agar dapat berkembang dan bertahan hidup. Ciri paling nyata dari sebuah group adalah anggotanya saling bergantung, dan saling mempengaruhi satu sama lain dengan cara tertentu. Didalam group anggota mendapatkan rasa aman dan nyaman, selain itu terdapat keuntungan lain yang dapat diperoleh ketika individu berada didalam suatu group yaitu anggota mendapat suatu motivasi tertentu ataupun mendapat pengakuan oleh kelompoknya, dapat meningkatkan kemampuan dalam hal bekerjasama, anggota dapat meningkatkan kualitas ataupun kekuatan dari group tersebut terhadap group lain, dan anggota akan selalu mendapat bantuan apabila sedang mengalami kesusahan.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mencegah prasangka dan diskriminasi adalah :
1.       Sikap terbuka antara satu sama lain.
2.       Sikap menghormati, tenggang rasa dan toleransi.
3.       Menumbuhkan semangat persatuan & kesatuan.
4.       Tidak suka mengolok, mengucilkan, buruk sangka/menfitnah antara satu dengan lainnya.

















Daftar pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar