Bella
POV
Sudah setengah bulan
sekarang sejak aku mulai treatment di rumah sakit. Aku sempat berpikir itu akan
membuatku semakin lemah tapi, nyatanya aku tetap masih berenerjik. Aku tidak
kehilangan kebahagiaanku dan kecerahan diwajahku. Setidaknya sampai hari ini.
Dokter memeberikan
kabar kepadaku ketika aku datang untuk periksa darah hari ini. Bisa ku bilang
dia terlihat akan menyerah kepadaku, dan aku tau dugaan ku tidak salah.
“Bella.. hasil periksa
darahmu hari ini tidak ada perubahan. Dari semua treatment yang sudah
dijalankan sekarang seharusnya menunjukkan perubahan baik secara drastis. Tapi
sejauh ini tidak ada perubahan hasilnya tetap sama.” Dr. Felix bilang kepadaku
sambil menatapku.
“Lalu, apa yang akan
dokter lakukan sekarang?”Aku Tanya dengan nada yang pelan. Aku tau apa yang
akan dokter katakan padaku, tapi aku ingin dia mendengar darinya langsung.”
Dengan wajahnya yang
terlihat sedih dia bilang “Ini adalah pilihanmu Bella. Saya akan memberikan
kamu dua pilihan.”
Oh… dua pilihan.. entah
kenapa aku merasa cemas.
“Pilihan pertama adalah
kita tetap menjalankan treatment … tapi kita menaikan dosisnya. Itu yang akan
menjadi kemungkinan untuk menghancurkan sel kanker.” Dia bilang. Aku
menganggukan kepalaku. Aku setuju dengan pilihan pertama, tapi sesuatu dihatiku
bilang kepadaku untuk menolak pilihan pertama.”
“Pilihan kedua
adalah... Bella, sulit untuk mengatakan ini tapi kamu bisa pilih untuk tidak
melanjutkan treatment dan membiarkan kanker menyerang secara perlahan hingga
waktunya tiba.” Aku bisa lihat kesedihan dimatanya saat dia mengatakan itu
kepadaku,
“Dokter, Apakah pilihan
pertama akan ada resikonya?” Aku tanya.
Dia menatapku dan
mengganggukan kepalanya “Iya Bella. Pasti ada resikonya. Dosis yang tinggi yang
akan saya berikan kepadamu akan merubah kamu. Artinya kamu akan benar-benar
lemah dan kamu akan berada di rumah sakit sampai kita tahu sel kanker itu
benar-benar hilang.”
Aku menganggukan kepala
dan akhirnya hening sejenak. Apa yang harus aku lakukan? Aku tahu aku harus pilih
pilihan pertama. Tapi, sekali lagi aku merasa didalam hatiku mengatakan untuk
menolak pilihan pertama. Aku merasa pikiran dan hatiku berkata berlainan. Saat pikiranku berkata iya, namun hatiku
berkata tidak. Hati memegang kekuatan kontrol yang sangat kuat dari pada
pikiran. Apapun yang terjadi, akan selalu lebih baik untuk mengikuti kata hati.
Aku merasa aku telah
menemukan pilihanku. Dan aku tidak merasa sedih dengan pilihanku bahwa aku
memilih pilihan kedua.
Apakah itu harus
menjadi perhatianku? Tidak. Kupikir tidak juga. Aku tahu dari awal bahwa
bagaimanapun aku akan mati diakhirnya. Setiap orang dimasa laluku bilang
kepadakupun aku akan mati. Mengingat itu membuat hatiku sakit seperti ditusuk.
Huftt… Aku kembali menatap dokterku yang menunggu jawaban pilihanku.
Tersenyum kepadanya.
Aku berdiri membuatnya loncat terkejut “Bel, apa kamu sudah membuat
keputusannya ?” Dia bilang sambil dia juga berdiri menatapku.
Aku senyum kepadanya
dan menganggukan kepalaku “Oke dok, aku telah memutuskan pilihanku. Aku pilih
pilihan kedua.” Ku bisa bilang Dokter fellix ingin mengatakan sesuatu tapi aku
memutuskan bicara lebih dulu.
“Aku tinggal
dikehidupanku yang mengerikan dok, semua orang dimasa laluku hanya membully dan
menyakitiku. Rasa cemas, takut, khawatir dan kesakitan yang aku rasakan. Dokter pun sudah tau bekas luka yang aku
memiliki disemua tubuhku.”
“Kehidupanku yang aku
jalani dimasa lalu adalah bukan sesuatu yang anak perempuan seharusnya lewati.
Aku bukan hanya dianiaya fisik tapi mental pun juga.”
“Keluargaku, temanku,
dan tunanganku semua membenciku kecuali orang tua angkat ku. Mereka menyalah
gunakan kebaikanku dan mereka justru meludahi wajahkun dan memberikan bekas
luka untuk mengingat mereka. Aku senang aku bisa pergi dari tempat yang
mengerikan itu. Aku tahu dari yang kulihat dimatamu dokter. Dokter berpikir
bahwa aku memilih pilihanku karena masa laluku.”
“Tidak, aku tidak
memilih pilihanku bukan karena itu. Aku pergi dari kehidupanku yang mengerikan
itu saat aku masih kecil. Tapi setelah aku pergi dari tempat itu aku
mengelilingi dunia. Banyak hal – hal indah yang aku lihat. Mendapatkan
kebahagiaan dari orang – orang baru disekitarku. Aku hidup dikehidupan yang
luar biasa. Aku sangat bersyukur untuk itu semua. Aku tahu Tuhan memberiku
rencana yang lain saat Tuhan memberikanku kanker. Tuhan memberikan aku
kesempatan untuk bebas dan untuk tidak harus menghawatirkan sesuatu, dan aku
tidak akan menyia – nyikan kesempatan itu.”
Setelah aku katakan
yang harus kukatakan. Meskipun aku merasa Dr. Fellix ingin merubah pikiranku
tapi aku bersyukur dan senang Dr. Fellix
mengerti apa yang aku katakan. Dan sekarang aku harus mengigat jadwal pertemuanku
dengan Dr. Fellix bulan depan. Aku harus datang dan mengetahui sampai berapa
lama sampai waktuku tiba.
Aku tersenyum saat aku
lewati anak – anak yang sedang main di ruang bermain dirumah sakit. Orang tua
mereka tersenyum dan tertawa dengan hal – hal yang anak – anak mereka lakukan.
Aku tahu anak – anak itu memiliki masalah sepertiku. Ya.. Mereka penderita
kanker. Orang tua mereka tersenyum diwajahnya, tapi aku tahu dibalik itu mereka
sedih dan menangis didalam hatinya mengetahui anak – anak mereka akan diambil
kembali oleh Tuhan kapan saja hingga waktunya tiba. Aku berharap dan berdoa
kepada Tuhan itu hal itu tidak akan terjadi kepada anak - anak mereka. Aku
tidak ingin mereka kehilangan anak – anaknya sebelum anak mereka merasakan
menikah dan memilki anak – anak atau cucu untuk mereka.
Berpikir tentang itu
jadi ingat diriku sendiri. Bahwa aku belum memiliki kesempatan itu.
Akhirnya aku sampai
dirumah. Aku kunci pintu dan aku berlari kekamarku dan memutuskan untuk mandi
air hangat sebelum aku melakukan hal lainnya. Setelah aku mandi, aku menghapus
air yang ada diwajaku dengan tanganku. Dan aku membiarkan kedua tanganku berada
dileherku, sambil menutup mata. Tanpa sadar air mataku jatuh membasahi wajahku.
Aku tahu kenapa aku menangis. Bukan karena tentang sakit kankerku tapi aku
mengingat masa laluku. Aku merasa sedih bahwa aku adalah anak perempuan yang
polos hanya ingin merasa disayangi, dicintai dan membutuhkan penjagaan dari
keluarga. Ketika aku tidak mendapatkan itu, aku menaruh harapanku dimasa depan
ketika aku memiliki laki – laki nanti yang mendapingi aku. Berharap jika aku
bertemu dengannya dia bisa menjagaku, mencintaiku seperti yang aku harapkan
tapi kenyataan berkata lain. Harapanku sirna, yang aku dapatkan adalah
kekecewaan, kebencian darinya. Tapi disamping itu semua aku memiliki
kebahagiaan lain dari orang – orang baru disekitarku. Akhirnya aku memiliki
harapan baru, semangat baru untuk menjalani hidupku yang kelam.
FLASHBACK
Aku hanya perempuan
biasa yang hidup di panti asuhan dan diangkat oleh seseorang yang baik dan
penyayang bernama Christian yang aku sebut Ayah. Saat itu Christian
mengangkatku sebagai anaknya bersama istrina Jenny saat aku masih berusia 10
tahun. Sebelumnya aku tidak tahu kenapa aku tinggal dipanti asuhan yang kutahu
saat aku balita aku ditemukan didepan pintu asuhan dengan sepucuk surat “tolong jaga bayi ini dengan baik” ibu
panti tidak tahu siapa orang tua ku. Aku sedih karena mengetahui orang tua ku
menelantarkan aku, tapi sepanjang waktu aku berjalan aku terima kenyataan pahit
itu, dan aku berharap suatu saat nanti aku bisa memiliki ayah dan ibu seperti
anak – anak lainnya. Dan harapanku menjadi kenyataan bahwa sekarang aku
memiliki Ayah dan Ibu yang memperlakukan aku dengan baik, menyayangi aku.
Bahkan ayahku selalu mengantarkan aku sekolah dan ibuku yang menjemput aku
pulang sekolah setiap harinya. Aku sangat senang sekali dengan masakan ibuku,
apapun yang ibu masak akan selalu menjadi masakan kesukaan ku. Aku sangat senang dan bersukur memiliki orang
tua seperti mereka. Sampai akhirnya di saat ulang tahunku yang ke 19 tahun,
saat itu ayahku bertanya kepadaku dimana aku ingin merayakan ulang tahunku, dan
aku bilang aku ingin di restauran pertama kali ayah dan ibu mengajakku saat
ayah dan ibu menjemputku dari panti asuhan. Mereka pun tersenyum dan menyutujui
keinginanku.
Aku benar – benar
merasa bahagia dan merasa menjadi orang yang paling beruntung sedunia memiliki
mereka menjadi orang tuaku. Saat diperjalanan menuju restaurant bersama ayah
dan ibuku dimobil, kita bernyanyi lagu – lagu kesukaan kita dan apakah aku
sudah bilang bahwa ayahku suaranya buruk sekali? Oh haha.. iya ayah aku tidak
bisa bernyanyi.. tapi aku biarkan saja karena itu terdengar lucu membuat aku
dan ibuku tertawa geli sekali… dan tiba – tiba….
Mobil dari berlawanan
arah melajur jalan kearah mobil ayahku hingga mobil ayahku terlempar dan
terguling sejauh 5 meter. Saat aku berusaha membuka mataku, aku melihat ayah
dan ibuku tidak sadar dan berlumuran darah. Aku merasa tidak bisa melakukan apa
– apa dan pandanganku mulai memudar..memudar dan akhirnya aku tidak sadarkan
diri.
--- 2 hari kemudian ---
Aku tidak tahu mengapa
mataku sulit sekali terbuka, badanku tidak bisa bergerak. Hingga panik dan aku
sulit bernafas. Aku coba sekali lagi dengan tarik nafas dan buang nafas secara
perlahan hingga ku tenang dan aku coba lagi membuka mata dan akhirnya mataku
pun terbuka. Aku melihat sekitar ruangan ang serba putih dengan wajah yang
bingung dan aku mendengar suara disampingku. Sampai akhirnya sadar bahwa aku
dirumah sakit dan suara yang ku dengar adalah suara mesin yang memperlihatkan
degup jantungku. Aku pun teringat… aku berulang tahun… restauran…. Ayah.. ibu….
Mobil…
Oh Tuhan….. sambil
menangis aku teringat kejadian itu. Dengan panik saat aku berpikir tentang ayah
dan ibu. Aku menekan tombol disamping kasurku agar dokter atau perawat
mendatangi kamarku.
Oh
tuhannnnnn.. semoga ayah dan ibu baik – baik saja… aku
berdoa dalam hati.
Aku mendengar pintu
kamarku terbuka dan kulihat dokter dan seorang perawat masuk ke ruanganku.
Dengan rasa cemas dan khawatir aku langsung menyakan kedua orang tuaku.
“Dokter, suster dimana
ayah? Dimana ibu? Mereka baik – baik saja? Iyakan dok? Sus?” .
Dengan raut wajah yang
sedih dokter berkata “Maaf, ayah dan ibumu… tidak bisa diselamatkan”.
Mendengar itu membuatku
merasa harapan ku, kebahagiaanku hilang seketika. Tangisku tidak ada henti –
hentinya. Ayah.. ibu.. kenapa kalian meninggalkan aku?.
Tiba – tiba om dan
tanteku datang mengunjungi aku. Entah kenapa mereka terlihat marah dan pada
akhirnya mereka bilang kepada ku “INI SALAHMU BELLA!” “KALAU SAJA KAMU TIDAK
MEMINTA MEREKA PERGI MEREKA MASIH ADA DISINI!!!” “DASAR ANAK PEMBAWA SIAL”
“PANTAS SAJA ORANG TUA KANDUNGMU MENELANTARKAN KAMU!” Setelah mereka mencaci
dan memaki akhirna mereka pun pulang dan meninggalkan aku sendiri dirumah
sakit. Tuhan… kenapa hal ini terjadi kepada
ku? Apakah aku tidak layak untuk bahagia?.
Sejak saat itu aku
tinggal dengan om, tante serta keluarga dari orang tua ku memperlakukan aku
dengan jahat dan kejam. Apapun yang aku lakukan untuk mereka aku tetap selalu
salah dan mendapatkan pukulan dari mereka. Kesedihan, kesakitan yang aku
rasakan. Bahkan tunangan ku menghianatiku dengan berhubungan dengan sepupuku.
Saat aku tahu kebenaran itu, dia pun tidak mengelaknya, bahkan dia dan sepupu
ku terang – terangan menunjukkan kemesraan mereka didepanku. Aku tidak
menyangka laki – laki yang ku kenal baik, penyayang kepadaku bisa melakukan
itu. Saat itulah aku sadar bahwa tidak ada yang peduli kepada ku dan akiu
memutuskan untuk pergi menjauh dari mereka. Dengan cepat aku mengemasi barang –
barang ku dan sejumlah uang yang orang tua ku tinggalkan untukku, cukup banyak
untuk hidupku. Ayah dan ibu adalah orang yang kaya. Ayahku adalah pemilik saham
di perusahaannya, dan ibuku memiliki beberapa hotel dan restoran bintang lima
di kotaku. Mereka selalu memanjakkan aku. Setelah aku mengemasi barang –
barangku, aku mempersiapkn diri untuk kabur dari rumah ini, aku tunggu malam
tiba, saat mereka tertidur lelap saat itu aku akan pergi.
--- 4 tahun kemudian
---
Aku bersyukur, aku bisa
hidup dengan normal saat ini, saat ini aku tinggal di apatemen yang kusewa
sejak aku pergi dari rumah. Selang waktu berlalu aku telah menyelasaikan
kuliahku dan saat ini aku bekeja sebagai general manajer disalah satu majalah
terkenal di kota ini. Aku beruntung memiliki teman, sahabat dan pacar yang
peduli dan sayang kepadaku. Bahagia sekali mengenal orang – orang baru
disekitarku Mereka sangat ramah dan baik kepadaku.
Saat ini aku sedang
menunggu Lucas di kafe terdekat dari apartemen ku. Oh ya.. Lucas William adalah
pacarku, sudah 2 tahun lebih aku bersama dia. Aku beruntung memiliki dia. Saat
aku sedang memikirkan dia, tiba – tiba lucas pun muncul. Hehe
Waktu tidak terasa
apabila aku sedang bersama nya. Tanpa sadar kita hamper 3 jam ada dikafe ini.
Saat aku melihat jam ternyata sudah larut malam. Lucas pun mengantarkan aku
pulang ke apartemen ku. Setibanya didepan pintu apartemen ku lucas mencium
keningku dan mengucapkan selamat malam kepada ku. Lucas pun pulang, akupun
masuk kedalam kamarku sambil tersenyum. Aku mengingat saat awal aku bertemu
dengannya, mengenalnya. Dia adalah harapan baru untuk ku. Kebahagian yang
diberikan untukku. Disetiap harinya kita selalu menghabiskan waktu sama – sama.
Semakin hari aku semakin jatuh cinta dengannya. Aku melihat masa depanku akan
bersama dia. Tuhan… suatu saat nanti
kabulkan permonanku.
--- 2 Tahun kemudian
---
Saat ini aku sedang
bekerja di kantorku, enth mengapa akhir – akhir ini kondisi ku kurang membaik.
Aku merasa sakit dan nyeri kepala. Lucas selalu mengajakku kedokter tapi aku
selalu menolak karena ku pikir ini adalah sakit kepala biasa mungkin karena aku
bekerja terlalu keras. Karena aku merasa kurang baik aku memutuskan untuk
pulang kerumah.
Sesampainya aku dirumah
aku merasa kondisiku semakin buruk dan akhirnya aku memutuskan untuk menelepon
lucas.
Ring…. Ring… Ring…
Akhirnya lucas
mengangkat teleponnya “Hallo princess”.
“Lu.. Lucas kondisiku
kurang membaik, bisakah kamu mengantarkan aku kedokter?” ku tanya.
Dengan buru – buru
lucas menjawab ”Iya. Iyaaa tunggu baby, aku jemput kamu sekarang”
KEMBALI
KEMASA SEKARANG
Sejak saat itu aku
mengetahui bahwa aku memiliki kanker dan aku hanya memiliki kemungkinan kecil
untuk bisa selamat dari kanker. Lucas selalu menemaniku, menghiburku, dan memanjakkan aku. Saat aku
memberitahukan Lucas pilihan yang dokter berikan kepadaku dia sangat cemas dan
sangat sangat sedih. Aku tahu lucas mengharapkan aku untuk memilih pilihan
pertama seperti yang dokter felix inginkan. Tapi aku jelaskan bahwa kondisiku
semakin hari semakin melemah.
Hari ini aku bersama
Lucas menunggu Dr. Felix hari ini juga dokter akan mengatakan pada ku berapa
lama lagi kira – kira aku bertahan hidup. Lima menit kemudian dokter datang
“Hallo selamat siang Bella, Lucas” aku hanya menganggukan kepala dan lucas
menjawab “siang dok”.
“Bella, bagaimana
kabarmu hari ini ?” dokter bertanya.
“Aku merasa semakin
memburuk, kira – kira berapa lama lagi dok saya akan bertahan?..” Jawabku.
Dengan wajah yang sedih
dokter bilang kepadaku “Bella, melihat kondisi mu dan berbagai treatment serta
obat yang telah kamu jalani namun tidak ada respon positif dari tubuhmu hari
ini saya perwakilan dari dokter – dokter yang telah menangani kamu, saya akan
mengatakan bahwa untuk perkiraan kami kamu akan bertahan mungkin selama 4 – 5
bulan. “
Aku terdiam
mendengarkan itu, Lucas menatapku dan air mata nya menetes dengan raut wajah
yang sedih. “Oh my Bella” Lucas berkata sambil memelukku dengan erat seperti
dia benar – benar takut kehilanganku.
Aku kembali lagi
menatap dokterku dengan tersenyum sedih aku berkata “Terima kasih dok atas semua
yang dokter dan teman – teman dokter lakukan kepada ku. Aku bersyukur bisa
mengenal kalian. Saat ini akun ingin menikmati sisa – sisa waktu ku. Sekali
lagi terima kasih dok.”
Setelah dari rumah
sakit Lucas mengajakku ke restoran favorit kita berdua, aku tahu lucas mencoba
keras untuk tegar dan tidak menunjukkan kesedihanya. Setelah dari restoran
Lucas mengantarkan aku pulang ke apartemen. Lucas memutuskan untuk bermalam di
apartemenku. Lucas mengatakan takut terjadi sesuatu kepadaku. Pada malam tiba
Lucas menyuruhku tidur, lucas mengantarkan aku kemar dan menyelimutiku, dan
sebelum aku tertidur Lucas memberikan aku obat untuk aku minum, lalu Lucas
mencium keningku dan mengucapkan sekamat tidur, lalu dia mematikan lampu kamar
tidurku lalu keluar dari kamarku. Tidak lama aku tertidur.
--- 4 Bulan kemudian
---
Bella POV
Semua badanku terasa
sakit, kepalaku sakit, aku merasa panas, tubuhku berkeringat, tenggerokanku
sangat sakit. Sudah beberapa minggu ini aku berada di rumah sakit Aku membuka
mulutku ingin memanggil Lucas tapi aku tidak bisa. Aku mencoba lagi untuk
memanggil Lucas yang sedang tertidur dikursi dan kepalanya dikasur sebelah
tanganku dengan suara yang pelan sambil menggenggam tangannya “Lucas”.
Lucas pun terbangun dan
langsung menggenggam tangaku dan berkata “ Hey Bella akhirnya kamu bangun.”.
Aku tatap lucas berkata “Iya Luc.. Tapi aku masih merasa lelah dan mengantuk,
aku tetap masih ingin tidur lagi.”
“Tunggu Bell, jangan
tidur!! Dokter sebentar lagi akan datang untuk menegecek keadaan kamu.” Lucas
berkata. Ku tahu kenapa Lucas berkata seperti itu, terlihat jelas dia terlihat
takut. Takut apabila aku tertidur lagi, aku tidak akan terbangun lagi.
Dengan tersenyum dan pelan
aku berkata “Okey Luc, tapi bisakah kamu bernyanyi untuk ku? Sudah lama aku
tidak mendengarkan kamu bernyanyi.”
Lucas
POV
Aku sangat sangat
merasa sedih, takut. Takut aku akan kehilangan orang yang paling aku sayangi
aku cintai. Aku tahu kondisi Bella semakin hari semakin memburuk aku tahu bella
sudah tidak kuat lagi untuk menahan rasa sakitnya. Bersama bella aku benar –
benar merasa bahagia. Aku sangat ingin memiliki masa depanku bersamanya. Tapi
melihat kondisi bella seperti ini rasanya harapanku sirna perlahan. Saat ini
Bella memintaku bernyanyi untukna. Seperti dulu aku selalu menyanyikan lagu
untuknya.
Aku berbisik sebelum
aku bernanyi “Oke Bella, aku akan bernanyi untukmu.”.
“When tomorrow comes
I’ll be on my own
Feeling frightened of
The things that I don’t know
When tomorrow comes
Tomorrow comes”
Pikiranku
kembali teringat waktu aku dan Bella kita bercanda bersama saat kita berada
ditaman saat kita piknik.
“And though the road is long
I look up to the sky
And in the dark I found lost hope that I wont fly
And I sing along and I sing along”
Aku teringat saat kita pertama
kali camping bersama, aku memutuskan untuk menakut – nakuti bella. Dia menangis
sangat kejar karena bella benci merasa takut.
“
I got all I need when I got you and I
I
look around me, and see a asweet life
I’m
stuck in the dark but you’re my flashlight
You’re
getting me, getting me throught the night
Kick
start my heart when you shine it in my eyes”
Teingat ketika aku
mendapat kabar bahwa orang tua ku meninggal dunia dimana Bella menemaniku,
menghapus air mataku dan membantu menyemangatiku.
“Can’t lie it’s a sweet life
stuck in the dark but you’re my flashlight
You’re getting me, getting me throught the night
Cause you’re my flashlight, you’re my flashlight,
you’re my flashlight”
Suaraku mulai
menghilang bersamaan dengan air mataku jatuh diwajahku. Memori aku dan
bella teringat jelas di ingatanku
seperti hari kemarin.
“Ooh I see the shadows long beneath the mountain top
I’m not afraid when the rain wont stop
Cause you light the way, You light the way”
Aku ingat saat ulang
tahunku, kita sama – sama pergi berlibur selama 2 minggu bersama Bella tanpa
memikirkan hal lainnya. Hari itu adalah hari yang special dan hari terbaik.
Kita merasa bahagia dan beruntung memiliki satu sama lain.
“
I got all I need when I got you and I
I
look around me, and see a asweet life
I’m
stuck in the dark but you’re my flashlight
You’re
getting me, getting me throught the night
Kick
start my heart when you shine it in my eyes”
Can’t
lie, it’s sweet life.”
Aku teringat saat pertama
kali aku dan bella bertengkar, bella tidak ingin berbicara kepadaku, aku pun
melakukan berbagai cara agar bella tidak marah lagi denganku. Aku memutuskan
untuk mengajak Bella ke wahana taman bermain dan saat sesampainya ke tempat
itu, kita bermain berbagai wahana hingga Bella tersenyum, tertawa kembali. Aku
senang usahaku berhasil.Akhirnya hubungan kita kembali baik seperti biasa.
“Stuck
in the dark but you’re my flashlight
You’re
getting me, getting me throught the night
(Light,
light lihght you’re my flashlight 2x Ooh…..”
Bella menggengam erat
tanganku dan aku menggenggam erat tangannya seperti aku tidak ingin melepaskan
tangannya ketika aku bernyanyi untuknya.
Aku tidak ingin kehilangannya. Aku benar – benar tidak ingin. Perlahan
genggamannya terlepas. Aku menundukkan kepalaku dan bernyanyi.
“
I got all I need when I got you and I
I
look around me, and see a asweet life
I’m
stuck in the dark but you’re my flashlight
You’re
getting me, getting me throught the night
Kick
start my heart when you shine it in my eyes”
Can’t
lie, it’s sweet life.”
Semakin lama aku
bernyani semakin aku merasa tidak bisa mengucapkan liriknya dengan baik.
Segalana terasa sulit. Aku tahu waktuku bersama Bella akan segera berakhir.
“Stuck
in the dark but you’re my flashlight
You’re
getting me, getting me throught the night
Cause you’re my flashlight, you’re my flashlight,
you’re my flashlight”
Bella
POV
“Stuck
in the dark but you’re my flashlight
You’re
getting me, getting me throught the night
Cause you’re my flashlight, you’re my flashlight,
you’re my flashlight”
Aku mendengarkan Lucas
bernyanyi, aku akan sangat merindukannya. Rasa sakit, kehilangan, kekecewaan, harapan,
kebahagian telah aku lalui, Memori saat aku masih di panti asuhan, ayah dan ibu
angkatku, keluarga ayah ibuku, tunanganku, temanku, sahabatku, dan Lucas. Aku
bersukur memliki kesempatan untuk hidup didunia. Aku berharap Lucas dapat
melepasku pergi dan mendapatkan kebahagiaan baru untuk hidupnya.
Aku menutup mata dan
aku siap Tuhan mengambil diriku dengan tersenyum diwajahku, Aku siap untuk
pergi. Suara terakhir yang kudengar adalah suara lukas memanggilku.
SELESAI
Maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, kondisi dll.
BalasHapus