Halaman

Kamis, 13 Juni 2013

sinopsis buku (ibadah berhadiah surga)

Berhadiah Surga







Manusia dihidupkan oleh Allah, hanya dengan satu tujuan yakni beribadah dan mengabdi padaNya. Seperti firman Allah di surat Adz-Dzariyaat ayat 56 yang berarti, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mengabdi kepada-Ku.”

Secara umum, makna ibadah adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Dengan demikian, ibadah secara bahasa berarti merendahkan diri serta tunduk. Maka, definisi ibadah adalah taat kepada Allah Swt. dengan melaksanakan semua perintah-Nya (yang digariskan) melalui lisan para rasul-Nya. Ibadah juga bermakna merendahkan diri di hadapan-Nya, yaitu tingkatan ketundukan yang paling tinggi disertai dengan rasamahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. Dengan demikian, ibadah merupakan sebutan yang mencakup apapun yang dicintai dan diridhai oleh-Nya, yang berupa perbuatan dan ucapan, baik lahir maupun batin (halaman 12).

Intinya, ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika perbuatan itu diniatkan sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah Swt. Maliha Fauziah penulis buku ini menyebutkan beberapa fungsi dari ibadah. Pertama, Media mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kedua, Media Kontrol bagi manusia dan Ketiga, sebagai Media “bercinta” dengan Allah Swt.

 Selain itu penulis juga menyebut ibadah sebagai Wisata dan Rekreasi Hati. Hal itu karena ibadah memberikan dampak bagi jiwa. Yakni, mendapatkan kebeningan, ketenangan dan bebas dari kekalutan. Hal itu dikarenakan dampak ibadah bagi hati pelakunya sangat jelas, yakni merasakan kehadiran Allah Swt., pertolongan-Nya, serta keberpihakan-Nya terhadapnya, sehingga tumbuh rasa syukur di dalam jiwanya, sebagai pangkal kebahagiaan (halaman 18). Karena itu ibadah merupakan rekreasi yang menyegarkan batin.

Jika seseorang telah sampai pada kesungguhan yang sempurna dalam beribadah, ia akan mendapatkan dan merasakan kenikmatan dalam beribadah. Pada level nikmat inilah ia telah menjadi manusia yang “menggenggam” bahagia di hatinya dengan utuh. Ia “merebahkan” jiwanya pada Allah Swt. agar merasakan kehadirannya dalam setiap kehidupan. Maka, sesungguhnya ia telah menjalin cinta dengan-Nya melalui ibadah-ibadah harian yang menjadikan hidup sempurna, di dunia dan akhirat.

Maka dalam buku 166 halaman ini penulis juga menghadirkan berbagai ibadah harian yang bisa dilakukan oleh setiap muslim di bab 3. Dari ibadah pagi hari bangun tidur, siang menjelang sore, hingga malam menjelang tidur.  Yang wajib ada shalat lima waktu misalnya, dari shubuh, zhuhur, ashar, maghrib dan isya’ tentu saja. Ibadah sunnah ada shalat tahajud, fajar, dhuha, shalat sunnah qabliah dan ba’diyah, begitu juga witir. Semua terinci dari cara, hingga faedahnya, beserta dzikir dan doa untuk semua shalat fardhu.

Penulis juga menyingkap misteri qailulah. Qailulah berarti tidur sejenak di siang hari di tengah kesibukan sehari-hari. Ada beberapa hadits yang menyebutkan Rasulullah menjaga kebiasaan ini dan para sahabat pun menggemari hal ini. Namun, karena namanya tidur singkat, jadi memang tidurnya dibatasi. Tidak lebih dari maksimal 60 menit, itu sudah cukup.

Faedah dari qailulah sendiri sudah dibuktikan melalui banyak penelitian. Pertama, mengurangi penyakit yang berhubungan dengan hati. Kedua, meningkatkan produktivitas bekerja. Qailulah juga tidak dilakukan oleh setan, maka Nabi menyuruh kita untuk qailulah. Berikut haditsnya, “Qailulahlah kalian, sesungguhnya setan itu tidak melakukan qailulah.” (HR Thabrani).

Tidak berlebihan buku ini mencakup semua ibadah harian yang bisa setiap muslim lakukan. Yang jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan kebahagian bagaikan baru saja melakukan rekreasi. Kebahagian yang tiada tara, karena mendapatkan di dunia juga akhirat. Maka saya rekomendasikan buku ini untuk Anda, agar hidup makin bahagia, mengusir segala penat dan kegalauan hidup Anda dengan rekreasi yang satu ini, yakni ibadah. 

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar