Berhadiah Surga
Manusia dihidupkan oleh Allah, hanya dengan satu
tujuan yakni beribadah dan mengabdi padaNya. Seperti firman Allah di surat
Adz-Dzariyaat ayat 56 yang berarti, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia,
melainkan supaya mengabdi kepada-Ku.”
Secara umum, makna ibadah adalah segala
perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Dengan
demikian, ibadah secara bahasa berarti merendahkan diri serta tunduk. Maka,
definisi ibadah adalah taat kepada Allah Swt. dengan melaksanakan semua
perintah-Nya (yang digariskan) melalui lisan para rasul-Nya. Ibadah juga
bermakna merendahkan diri di hadapan-Nya, yaitu tingkatan ketundukan yang
paling tinggi disertai dengan rasamahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi. Dengan demikian, ibadah merupakan sebutan yang mencakup apapun yang
dicintai dan diridhai oleh-Nya, yang berupa perbuatan dan ucapan, baik lahir
maupun batin (halaman 12).
Intinya, ibadah mencakup seluruh tingkah laku
seorang mukmin jika perbuatan itu diniatkan sebagai upaya pendekatan diri
kepada Allah Swt. Maliha Fauziah penulis buku ini menyebutkan beberapa fungsi
dari ibadah. Pertama, Media mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kedua, Media
Kontrol bagi manusia dan Ketiga, sebagai Media “bercinta” dengan Allah Swt.
Selain itu penulis juga menyebut ibadah
sebagai Wisata dan Rekreasi Hati. Hal itu karena ibadah memberikan dampak bagi
jiwa. Yakni, mendapatkan kebeningan, ketenangan dan bebas dari kekalutan. Hal
itu dikarenakan dampak ibadah bagi hati pelakunya sangat jelas, yakni merasakan
kehadiran Allah Swt., pertolongan-Nya, serta keberpihakan-Nya terhadapnya,
sehingga tumbuh rasa syukur di dalam jiwanya, sebagai pangkal kebahagiaan
(halaman 18). Karena itu ibadah merupakan rekreasi yang menyegarkan batin.
Jika seseorang telah sampai pada kesungguhan
yang sempurna dalam beribadah, ia akan mendapatkan dan merasakan kenikmatan
dalam beribadah. Pada level nikmat inilah ia telah menjadi manusia yang
“menggenggam” bahagia di hatinya dengan utuh. Ia “merebahkan” jiwanya pada
Allah Swt. agar merasakan kehadirannya dalam setiap kehidupan. Maka,
sesungguhnya ia telah menjalin cinta dengan-Nya melalui ibadah-ibadah harian
yang menjadikan hidup sempurna, di dunia dan akhirat.
Maka dalam buku 166 halaman ini penulis juga
menghadirkan berbagai ibadah harian yang bisa dilakukan oleh setiap muslim di
bab 3. Dari ibadah pagi hari bangun tidur, siang menjelang sore, hingga malam
menjelang tidur. Yang wajib ada shalat lima waktu misalnya, dari shubuh,
zhuhur, ashar, maghrib dan isya’ tentu saja. Ibadah sunnah ada shalat tahajud,
fajar, dhuha, shalat sunnah qabliah dan ba’diyah, begitu juga witir. Semua
terinci dari cara, hingga faedahnya, beserta dzikir dan doa untuk semua shalat
fardhu.
Penulis juga menyingkap misteri qailulah. Qailulah berarti
tidur sejenak di siang hari di tengah kesibukan sehari-hari. Ada beberapa
hadits yang menyebutkan Rasulullah menjaga kebiasaan ini dan para sahabat pun
menggemari hal ini. Namun, karena namanya tidur singkat, jadi memang tidurnya
dibatasi. Tidak lebih dari maksimal 60 menit, itu sudah cukup.
Faedah dari qailulah sendiri sudah dibuktikan
melalui banyak penelitian. Pertama, mengurangi penyakit yang berhubungan dengan
hati. Kedua, meningkatkan produktivitas bekerja. Qailulah juga
tidak dilakukan oleh setan, maka Nabi menyuruh kita untuk qailulah.
Berikut haditsnya, “Qailulahlah kalian, sesungguhnya setan itu
tidak melakukan qailulah.” (HR Thabrani).
Tidak berlebihan buku ini mencakup semua ibadah
harian yang bisa setiap muslim lakukan. Yang jika dilakukan dengan
sungguh-sungguh akan menghasilkan kebahagian bagaikan baru saja melakukan
rekreasi. Kebahagian yang tiada tara, karena mendapatkan di dunia juga akhirat.
Maka saya rekomendasikan buku ini untuk Anda, agar hidup makin bahagia,
mengusir segala penat dan kegalauan hidup Anda dengan rekreasi yang satu ini,
yakni ibadah.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar