Halaman

Jumat, 19 April 2013

Senyum Ibu


SENYUM IBU

Ada di balik tebal kacamata ibu,
itu adalah aku yang tak pernah dipandangnya buruk.
 Meskipun karena nakalnya aku, berkaca-kaca matanya itu.
Juga kulihat kerut pada kening ibuku, itu ulahku yang sering membuatnya memikirkan hari depanku sepanjang malam.
Ibu biasa duduk menungguku pulang.
Saat larut malam ibu sudah menguap, namun kantuk tidak melenyapkan aku dalam benaknya.
 “Ibu, senyummu adalah hikmat untuk aku melihat sesuatu yang lebih penting, dengan lebih dekat. Kaulah syukur yang tak pernah aku usaikan!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar