Cerita pendek
Oleh
Dinni Islami Fitriani
SICEWEK PEMALU
Suatu hari di suatu sekolah swasta bernama founder of school ada
siswi rani concetta (remaja 13 tahun) yang akrab dipanggil rani. Rani adalah tipe
cewek ramah namun cenderung pemalu. banyak yang ingin berbicara kepadanya namun
dia sering kali menghindar, saat berjalanpun selalu menundukan kepala, sesekali
bertemu teman yang dia kenal dia hanya tersenyum dan sesekali pula
menyapa.
pertama kali rani suka kepada cowok yang pintar dikelasnya yaitu
bryan, bryan adalah tipe cowok yang mudah bergaul, pintar dan hobi bermain
basket. rani merasa senang setiap kali dia bisa berkesempatan berbicara dengan
bryan, namun tak jarang dia terlihat salah tingkah ketika berhadapan dengan
bryan. setiap waktu rani hanya memperhatikan bryan yang duduk di samping depan
tempat rani duduk. saat istirahat tiba teman-teman selalu mengajak rani
untuk ikut makan bersama dikantin. selesai makan, rani langsung menuju lapangan
ubtuk melihat bryan yang bermain basket bersama teman-temannya. rani saat
senang dan selalu kepergok oleh teman-temannya bahwa dia selalu senyum-senyum
sendiri. sering kali temannya bertanya "kenapa sih ran senyum-senyum sendiri?"
tanya tika (teman rani). "ih engga papa kali, cuma senyum aja kok
hehehe" jawab rani sambil terlihat malu-malu. istirahat pun selesai, semua
siswa masuk kekelas masing-masing untuk melanjutkan jam pelajarannya.
2 jam berlalu, saatnya pulang untuk siswa-siswa. rani pun bergegas
dan menuju jemputan sekolahnya. sesampainya dirumah ranipun istirahat.
disela-sela waktunya dia berfikir bagaimana dia bisa selalu berkomunikasi
dengan bryan. akhirnya dengan berani rani menanyakan nomer handphone bryan dengan
teman sekelasnya fani, karena fani sekertaris dikelasnya dan memiliki semua
nomer anak-anak dikelsnya. fani pun terkejut sambil tertaawa saat rani meminta
nomer handphone bryan, karena fani tidak mengira rani si cewek pemalu minta
nomer cowok. akhirnya tanpa banyak pertanyaan fani memberikan nomer bryan ke
rani. rani langsung senang kegirangan lalu memikirkan bagaimana alesan untuk
sms bryan agar bryan membalas smsnya. akhirnya ide pun datang, rani langsung
mengetik sebuah pesan yang akan dikirimnya ke bryan yang berisi berpura-pura
menanyakan apakah besok ada tugas atau tidak. sebenarnya dia tahu bahwa pesan
singkat yang ia kirim ke bryan adalah basa-basi tapi apa boleh buat rani hanya
mencoba cari tahu apakah bryan meresponnya dengan membalasnya atau tidak.
ternyata setelah rani menunggu lama, bryan tidak membalas-balas pesan
singkatnya, rani merasa sedih dan merasa seperti tidak ada harapan untuk bisa
bersama bryan.
waktu berlalu, setelah lama kemudian teman-teman rani pun tahu
bahwa rani menyukai bryan. si cowok pintar dikelasnya dan yang memiliki hobi
main basket itu. teman-teman ranipun menyetujui perasaan rani yang jatuh kepada
bryan, mereka mendukung penuh siapa yang dipilih rani. pada akhirnya teman
teman rani mencoba membantu rani untuk lebih mendekatkan bryan sama rani. fani
berfikir mencoba mengajak rani mengikuti ekskul basket dimana bryan adalah
salah satu anggota tim basket. awalnya rani tidak pede dan sangat menolak ide
fani, tapi dengan bujukan-bujukan fani dan teman temea nya, akhirnya rani pun
menyetujui ajakan fani.
pada sabtu pagi hari pertama ekskul untuk rani, rani merasa malu
dan selalu cepat ingin pulang karena dia takut berhadapan dengan bryan. dia
takut bryan tahu dengan perasaaannya saat ini. tapi fani mencoba meyakinkan
rani bahwa semua akan berjalan seperti biasa dan akan baik-baik saja.
2 bulan kemudian, rani merasa usaha nya kini untuk mendapa
perhatian bryan tidak ia dapatkan, terlebih kini ada cewek yang sedang dekat
dengan bryan yaitu tia. tia anak kelas sebelah, tia memiliki hobi lain yang
disukai oleh bryan yaitu semua hal berbau jepang. mereka terlihat akrab dan
nyambung. rani selalu terlihat cemburu dan kesal, dan bertanya-tanya kepada
temannya untuk meyakinkan dirinya bahwa bryan dan tia hanya berteman saja.
tidak disangka fani teman rani merasa kesal dan merasa geregetan
dengan sikap bryan yang terlihat dingin kepada rani dan fani pun tidak sengaja
mengatakan kepada bryan bahwa rani temannya menyukai bryan. bryan pun merasa
kaget dan mengatakan kepada fani bahwa ia biasa-biasa saja terhadap rani. fani
pun terdiam dan langsung keluar dari kelasnya untuk menghampiri rani dan teman
temannya yang berada dikantin, fani tak tega untuk menjelaskan apa yang
dikatakan bryan, hanya saja dia merasa harus mengatakannya kepada rani karena
ia tidak mau rani selalu menaruh perasaan lebih kepada bryan yang jelas-jelas
dia tahu bryan tidak menyukai rani.
fani pun berlari menuju kantin, dengan nafas yang
terengah-engah...
tika: "duh kenapa sih fan lari-lari?" tanya tika
clara: "tau nih, biasa aja kali" sambung clara
rani: "hahaha yaudah duduk dulu sini, nih minum dulu"
sambil menyodorkan segelas minuman yang baru saja ia pesan.
fani: "iya..iyaaa" jawab fani sambil meneguk minuman
clara: "yaudah tadi kenapa sih?" tanya clara
fani: "ran, gue mau bilang sesuatu nih"
rani: " hahaa ih lebay nih, yaudah tinggal bilang" jawab
rani dengan nada dengan tertawa
fani: "menurut gue sekarang lo gausah suka lagi deh sama
bryan yah"
rani: "loh kenapa? kan kalian juga setuju" bertanya
dengan nada penasaran
fani: "udah deh ikutin kata gue aja, sekarang gue engga
setuju. pokoknya engga setuju! jawab fani dengan nada tegas
rani: "jelasin dulu dong, gue penasaran nih kenapa sih kenapa
fan?"
clara: "tau nih kenapa sih bryan punya cewek yah?" saut
clara
fani: "bukan bukan, gue tadi engga sengaja bilang kalo rani
suka sama dia terus dia bilang dia biasa biasa aja ke rani, jadi menuurut gue
itu jawaban perasaan rani, makanya gue engga setuju rani sekarang suka sama
bryan!"
tika: "gila lo berani ngomong gitu ke bryan"
rani: "oh hehe yaudah kalo gitu gue engga papa kok
hehehe"
fani: "gue cuma gamau lo terus naro harapan sama bryan ran,
gue engga mau bikin lo sedih nantinya, gue pikir lo harus tau secepatnya"
rani: " iya fani, makasih yaaa. iya gue ngerti kok"
jawab rani sambil memeluk fani
*treeeeeeeeeeeeeeeng*
bel pun berbunyi... jam istirahat selesai..
rani: "eh udah bel nih masuk yuk"
tika: "yaudah yuk, tapi lo siap ketemu bryan?"
rani: "hahaha iya biasa aja kok tik" dengan nada yang
kurang meyakinkan rani menjawab tika
saat masuk kelas rani pun merasa tidak siap untuk bertemu bryan.
dia seolah-olah merasa takut untuk berhadapan dengannya. dia hanya diam dan
selalu mencoba membuang muka agar tidak melihat bryan. dengan perasaan yang
sedih dia mencoba berpura dia baik-baik saja. dan dia berfikir untuk berhenti
usaha untuk dekat dengan bryan dan memutuskan untuk tidak lagi mengikuti ekskul
basket, dan teman temannya pun menyutujui dia lagi.
hampir setiap hari dia merasa galau, karena dia masih saja
memikirkan bryan, tiba-tiba dia bertemu cowok entah kenapa cowok itu suka
sekali mengganggunya setiap dia bertemu, ternyata cowok itu masih seumuran
dengannya dan hanya beda kelas dengan rani. Rani tahu dia karena dia berteman
dengan teman cowok yang pernah se sd dengan nya dan menjadi teman sekelas cowok
itu. cowok itu bernama damar.
damar sering sekali menggoda dan mengganggu rani setiap rani lewat
depannya. tak jarang akhir-akhir ini dia sering main dikelas rani dengan alasan
dia main bersama temannya yg sekelas dengan rani. rani pun diam dan merasa
tidak peduli.
tiba-tiba sepulang sekolah riko, teman dari sd rani dan kebetulan
sahabat dari damar mengatakan bahwa damar menyukai rani. rani pun tak menjawab
dan langsung buru-buru keluar untuk pulang. setiba dirumah rani jadi kepikiran
si damar. apakah yang dikatakan riko benar atau tidak, karena dia merasa selama
ini damar hanya mengganggu dan menggoda untuk meledeknya dirinya.
rani pun berfikir kalaupun damar serius terhadap dirinya dia pun
tidak bisa membalas perasaannya untuk damar.
"kring..kringg" nada sms handphone rani
rani pun bergegas mengambil handphone miliknya di tas sekolahnya,
dia langsung memeriksa apakah sms itu dari bryan atau bukan.
ternyata setelah ia lihat bukanlah dari bryan atau temannya,
ternyata nomer baru yang tak ia kenal, dan sms pun dibuka ternyata dari
damar"
ternyata damar cukup berani untuk
mencoba menghubungi rani dengan cara mengirim pesan singkat padanya. Damar mengatakan
bahwa dia minta maaf atas segala yang ia lakukan terhadap rani seperti suka
menjahili atau menggodanya, dia hanya tak tau cara bagaimana untuk memulai
berteman dengannya. Rani pun memaafkan dan mengerti dengan sikap dammar kepada
dirinya. Rani mengerti bahwa dammar pun seperti dirinya sewaktu rani mengejar
perhatian bryan. Mulai dari sinilah pertemanan damar dan rani dimulai. Rani dan
Damar sering mengobrol ketika mereka bertemu bahkan diluar sekolahpun mereka
sering sekali untuk menghabiskan waktu bersama seperti dengan belajar, mengobrol
dan berbagi cerita untuk saling terbuka.
Lambat laun, rani pun berfikir
bahwa dammar yang ia kenal sebelumnya terkesan nakal dan begitu menjengkelkan
untuk dirinya adalah ternyata bersikap baik dan menyenangkan. Rani merasa
nyambung saat mengobrol dengan dammar. Bahkan dammar bisa membuat kegalauan
rani hilang dan tersenyum bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar