Halaman

Senin, 07 Januari 2013

MANAJEMEN DISTRIBUSI


MANAJEMEN DISTRIBUSI

 

 
  1. Manajemen Persediaan 
        Persediaan merupakan aset yang sangat mahal yang dapat digantikan oleh aset yang lebih murah yaitu informasi. Untuk menggantikannya, informasi haruslah tepat waktu, akurat, andal dan konsisten. Jika ini terjadi, maka akan tersimpan lebih sedikit persediaan, mengurangi biaya dan mengirimkan produk lebih cepat ke pelanggan.
        Sasaran manajemen persediaan adalah menggantikan asset yang sangat mahal yang disebut persediaan menjadi asset yang lebih murah yang disebut informasi. Manajemen persediaan menjawab pertanyaan berapa banyak persediaan yang perlu dicadangkan untuk mengatasi fluktuasi peramalan, permintaan pelanggan dan pengiriman pemasok.
    Alasan utama perlunya manajemen persediaan adalah untuk:
  1. Memaksimalkan pelayanan pada pelanggan
    Semakin akurat peramalan penjualan setiap produk, maka akan semakin kecil kesalahan peramalan, dan sedikit persediaan yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat pelayanan tertentu. Dengan menyimpan lebih sedikit persediaan, kapasitas mesin yang diperlukan untuk menghasilkan produk akan terpakai lebih baik. Persediaan tidak diadakan sebelum dibutuhkan, sehingga mencegah kesalahan menentukan kapasitas mesin terlalu cepat.
  2. Memaksimalkan efisiensi pembelian dan produksi
    Berbagai barang dapat saja dibeli dalam jumlah yang lebih besar ketimbang yang dibutuhkan untuk mencapai efisiensi pembelian atau tranportasi. Jika barang dibeli dengan alasan ini maka akan timbul persediaan. Meskipun demikian, bisa ditetapkan kesepakatan yang disebut "order pembelian berdasarkan volume" Dengan kesepakatan ini, diskon akan meningkat seiring dengan meningkatnya volume dan pada saat yang sama ditetapkan kapan pengiriman perlu dilakukan.
  3. Memaksimalkan profit
    Profit dapat dimaksimalkan dengan meningkatkan pendapatan atau menurunkan biaya. Salah satu cara adalah melakukan manajemen persediaan yang tepat.
  4. Meminimalkan investasi persediaan
    Persediaan akan mengikat uang yang seharusnya dapat digunakan perusahaan untuk berbagai hal lain dalam bisnis. Persediaan yang berlebihan dapat menciptakan aliran kas negatif, dan hal ini harus dihindarkan. Hal ini menyebabkan bagian keuangan berusaha menjaga persediaan serendah mungkin.
    Persediaan dapat dikategorikan menjadi lima tipe dasar, yaitu:
  5. Bahan baku
    Bahan baku mencakup semua komponen dan bahan yang dibeli untuk menghasilkan produk akhir. Persediaan jenis ini menambah nilai produk saat diproses menjadi subrakit, rakitan dan akhirnya menjadi produk yang siap dikirimkan.
  6. Barang setengah jadi
    Barang setengah jadi merupakan persediaan dalam proses dirakit menjadi produk akhir. Bahan baku dikeluarkan dari gudang dan berpindah ke tempat kerja. Karyawan (tenaga kerja langsung) dan atau mesin digunakan untuk menambah nilainya dengan cara memproses seluruh komponen menjadi subrakit, rakitan dan kemudian menjadi produk akhir. Komponen – komponen ini dapat disimpan kembali sementara waktu hingga diambil untuk kegunaan lebih lanjut dalam proses produksi. Dalam kondisi ini, komponen tersebut dikatakan sebagai rakitan semi jadi (Barang setengah jadi).
  7. Barang jadi
    Barang jadi merupakan persediaan yang siap dikirim ke pusat distribusi, pengecer, distributor, atau langsung ke pelanggan.
  8. Persediaan distribusi
    Persediaan distribusi disimpan pada titik atau lokasi yang sedekat mungkin dengan pelanggan. Titik distribusi bisa saja dimiliki dan dioperasikan secara terpisah.
  9. Barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi.
    Sebagian besar perusahaan menyimpan barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi. Persediaan ini seringkali berbiaya rendah dan termasuk alat tulis kantor serta barang – barang untuk operasional dan pelayanan.
Persediaan dilakukan karena adanya permintaan, dimana permintaan ada dua macam yaitu permintaan independen (independent demand) dan permintaan dependen (dependent demand). Permintaan independen merupakan metode untuk mengelola produk yang permintaannya dipengaruhi oleh permintaan pelanggan atau permintaan pihak diluar kendali perusahaan atau bisa juga diartikan sebagai permintaan untuk semua item yang terjadi secara terpisah tanpa terkait dengan permintaan untuk item lain. Metode ini digunakan untuk perusahaan pengecer, distributor dan manufaktur. Sebagai contoh independent demand adalah permintaan untuk produk akhir, parts atau produk yang digunakan untuk pengujian produk itu, dan suku cadang (spare parts) untuk pemeliharaan. Sedangkan permintaan dependen adalah permintaan atas semua komponen yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan independen atau diartikan sebagai permintaan untuk suatu item yang terkait dengan permintaan untuk item yang lain. Sebagai contoh item – item yang ada dalam struktur produk (Bill of Material/BOM) untuk membentuk produk akhir.

 
  1. Manajemen Persediaan Distribusi 
    Manajemen persediaan logistik meliputi kegiatan memperoleh material (pengadaan), memindahkan material melalui lingkungan manufaktur (manufaktur produk) dan distribusi. Logistik dapat dikelompokan sebagai berikut:

     
    1. Perencanaan kebutuhan distribusi (Distribution Requirements Planning)
      Serangkaian kegiatan untuk memenuhi pelanggan serta menerima dan menyimpan barang dengan biaya serendah mungkin.
    2. Perencanaan sumber daya distribusi (Distribution Resource Planning)
      Melanjutkan perencanaan kebutuhan distribusi ke arah perencanaan sumber daya penting yang terkandung dalam sistem distribusi: ruang gudang, tenaga kerja, biaya angkutan. Diagram alir logika dari perencanaan sumber daya distribusi (Distribution Resource Planning) dapat dilihat pada gambar 7.1 berikut ini.
    3. Persediaan distribusi meliputi semua persediaan di manapun dalam sistem distribusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar