Ø PENGERTIAN MANAJEMEN
·
Defini
manajemen
·
Manajemen
sebagai ilmu dan seni
Ø MANAJEMEN DAN MANAJER
·
Tingkatan
manajemen
·
Fungsi-fungsi
manajemen
·
Keterampilan
manajemen
Ø EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
·
Teori
manajemen klasik
·
Teori
perilaku
·
Teori
kuantitatif
·
Evolusi
teori manajemen
Ø MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
·
Definisi
lingkungan
·
Faktor-faktor
lingkungan ekternal mikro dan makro
·
Tanggung
jawab social manajer
Pengertian Manajemen (Definition of
Management)
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis
kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Definisi Manajemen
Mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam,
ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain
sebagainya. Pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian.
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas
manusia
3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan
sebagai seni
Manajemen sebagai suatu proses. Pengertian
manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :
1. Encylopedia of the social science, yaitu
suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk
mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang
dilakukan individu untuk mencapai tujuan
3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang
lain.
Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan
suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan
manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu
tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.
Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat
bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen.
Pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dari :
1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang
berjudul The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu,
juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry.
2. Marry Parker Follett menyatakan bahwa
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dari devinisi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Manajemen
Sebagai Ilmu Dan Sebagai Seni
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni,
mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan.
Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama,
dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya
menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti
dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip
yang diujudkan dalam bentuk suatu teori.
Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini
memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan
orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja
sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur
) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Tingkatan Manajemen Dan Manajer
Manajemen
digunakan dalam segala bentuk kegiatan baik kegiatan profesi maupun non
profesi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, maka manajer dapat
diklasifikasi dalam dua cara yaitu tingkatan dalam organisasi dan lingkup kegiatan
yang dilakukan.
Bila
dilihat dari tingkatan dalam organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan
yang berbeda yaitu :
1.
Manajemen Lini : atau manajemen tingkat pertama yaitu tingkatan yang paling
rendah dalam suatu organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas
pekerjaan orang lain, misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik
pengawas teknik suatu bagian riset dan lain sebagainya.
2.
Manajemen menengah ( Midle Manager ) yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan
didalam organisasi.
3.
Manajemen Puncak ( Top Manajer ) terdiri atas kelompok yang relatif kecil, yang
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
Manajer
fungsional bertanggung jawab pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi
pemasaran, keuangan dan lain sebagainya, manajer umum membawahi unit yang lebih
rumit misalnya sebuah perusahaan cabang atau bagian operasional yang independen
yang bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.
Ada dua
fungsi utama atau keahlian ( skill ) yaitu keahlian teknik ( Teknical Skill )
dan keahlian manajerial ( Managerial Skill ). Keahlian teknik yaitu keahlian
tentang bagaimana cara mengerjakan dan menghasilkan sesuatu yang terdiri atas
pengarah dengan motivasi, supervisi dan komunikasi. Keahlian manajerial yaitu
keahlian yang berkenan tentang hal penetapan tujuan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia dan pengawasan.
Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi
manajemen menurut beberapa penulis antara lain :
1. Ernest
Dale : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing dan
Controlling.
2. Oey
Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling.
3. James
Stoner : Planning, Organizing, Leading, Controlling.
4. Henry
Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
5. Lindal
F. Urwich : Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Cordinating,
Controlling.
6. Dr. SP.
Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
7. Prayudi
Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
8. DR.
Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading,
Communicating, Controlling.
9. The
Liang Gie : Planning, Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling,
Improving.
Pada
hakekatnya fungsi-fungsi di atas dapat dikombinasikan menjadi 10 fungsi yaitu :
1.
Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap
kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2.
Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
3.
Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan,
temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
4.
Staffing atau Assembling Resources (penyusunan personalia) yaitu penyusunan
personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihan dan pengembangan
sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada
organisasi.
5.
Directing atau Commanding (pengarah atau mengkomando) yaitu usaha memberi
bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing
bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Leading
yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
7.
Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak
terjadi kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan
menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8.
Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada
bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9.
Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
10.
Reporting (pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis
maupun lisan.
Proses
pelaksanaan kegiatan manajemen, maka fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan. Ini adalah
fungsi-fungsi ke dalam perusahaan, sedang fungsi manajer ke luar perusahaan
adalah :
1.
mewakili perusahaan dibidang pengadilan.
2. ambil
bagian sebagai warga negara biasa.
mengadakan
hubungan dengan unsur-unsur masyarakat.
Keterampilan-keterampilan
Manajerial
Bila kita asumsikan bahwa manajer adalah
seorang yang mengarahkan aktivitas dari orang lain dan mengambil tanggung jawab
terhadap pencapaian suatu tujuan (objective) melalui usaha tersebut, maka
seorang manajer yang sukses biasanya adalah mereka yang mempunyai 3 (tiga)
keterampilan dasar, yaitu: keterampilan teknis(technical skill), keterampilan
inter-personal(human skill), dan keterampilan konseptual (conceptual skill).
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan
keterampilan manajerial itu? Menurut Bigelow (1998), sebenarnya tidak banyak
teks yang mendefinisikan apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial.
Banyak teks yang lebih menekankan kepada proses pembelajaran untuk meningkatkan
keterampilan daripada mendefinisikan secara spesifik keterampilan manajerial.
Namun berdasarkan kompilasi beberapa teks, keterampilan manajerial berkaitan
dengan teori, teknik, dan pedoman perilaku, yang bila diaplikasikan secara
tepat akan meningkatkan performa keberhasilan seorang manager. Sekarang, mari
kita telaah lebih lanjut ranah properti keterampilan ini.
A. Keterampilan Teknis
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan
kompetensi dalam aktivitas yang spesifik, khususnya yang berkaitan dengan suatu
metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Ia melibatkan
pengetahuan dan kemampuan analitis yang khusus dan mempunyai tahapan pemecahan
masalah (troubleshooting) yang relative baku/standar. Dalam terminologi
pelatihan, maka pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan (vocational dan on
the job training) besar manfaatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan ini.
B. Keterampilan Inter-personal
Ini berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja
dengan, memahami dan memotivasi orang lain, memahami sudut pandang dan perilaku
atasan, rekan sejawat, dan bawahan terhadap suatu masalah dan memposisikan
dirinya secara proporsional. Seseorang yang mempunyai kemampuan ini kiranya
cukup sensitive terhadap keinginan dan motivasi orang lain dalam kelompoknya
sehingga dia dapat memperkirakan tindakan apa yang perlu dan hasil yang yang
diharapkan.
Keterampilan ini bisa juga diklasifikasikan
dalam :
(a) kepemimpinan dalam kelompok sendiri
(intra-group skill), dan
(b) keterampilan dalam mengelola hubungan
antar kelompok (inter-group skill).
Dalam ranah tingkat manajemen, intra-group
skill mempunyai peran dominan pada kelompok manajer dasar (first line
management) dan menengah (middle management), maka inter-group skill sangat
dirasakan penting peranannya pada manajer tingkat atas (higher level/top
management).
Untuk menguasai keterampilan ini, seorang
manajer harus dapat mengembangkan sendiri persepsi pribadinya terhadap
aktivitas orang lain sehingga ia dapat:
· mengenali perasaan dan sentimen dalam
situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri
dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa
yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk
mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
Pelatihan yang bersifat spontan dan dipandu
oleh seorang pelatih yang berpengalaman dapat memberikan nuansa positif bagi
pengenalan dan pengembangan keterampilan ini.
C. Keterampilan Konseptual
Keterampilan ini melibatkan kemampuan untuk
melihat suatu perusahaan/organisasi secara utuh, mengenali cara kerja dan
ketergantungan bermacam-macam fungsi yang ada, dan lebih jauh lagi untuk
memahami hubungan antara perusahaan/organisasinya dan industri, masyarakat, dan
situasi ekonomi dan sosial secara umum.
Pada dasarnya keterampilan ini lebih banyak
melibatkan intuisi seorang manajer sehingga ia dapat memahami gejala-gejala
umum dan keterkaitan antar variabel-variabel elementer, memberikan penekanan
dan prioritas pola tindakan, serta dapat memperkirakan kencenderungan dan
probabilitas hasil dari tindakan yang akan dilakukan. Di luar teknis pelatihan
manajemen, prinsip ‘learning by doing’ sangat dirasakan penting untuk mengasah
keterampilan konseptual ini. Sedangkan pelatihan manajemen strategi, pola promosi
kepada karyawan untuk menduduki posisi lebih tinggi dan melibatkan kerja antar
kelompok juga merupakan beberapa upaya untuk mengembangkan keterampilan ini
secara lebih terstruktur.
Perkembangan teori manajemen pada saat ini
telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula Belum ada suatu teori
yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang
dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak
mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan berbeda tentang manajemen, yang
berbeda adalah dalam penerapannya. Dimana setiap pandangan hanya dapat
diterapkan dalam berbagai masalah yang berbeda pula, sedangkan untuk
masalah-masalah yang sama belum tentu dapat diterapkan.
Ada tiga
teori pemikiran manajemen yaitu :
Teori manajemen klasik
Ilmu manajemen muncul setelah negara-negara
Eropa Barat dan Amerika dilanda revolusi industri, yang terjadi sekitar awal
abad ke-20 yaitu mulai ditinggalkannya prinsip-prinsip lama yang sudah tidak
efektif dan efisien lagi. Ada dua tokoh yang mengawali munculnya manajemen,
yaitu :
1.
Robert Owen ( 1971 – 1858 )
Dimulai pada tahun 1800-an sebagai manager
pabrik permintalan kapas di New Lanark, Scotlandia. Robert Owen mencurahkan
perhatiaannya pada penggunaan faktor produksi produksi tenaga kerja. Dari hasil
pengamatannya disimpulkan bahwa bilamana terhadap mesin diadakan suatu
perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula
apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik
kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan
akan memberikan keuntungan pada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa
kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan
intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai
Bapak Manajemen Personalia.
2.
Charles Babbage ( 1792 – 1871 )
Charles Babbage adalah seorang Profesor
Matemátika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen.
Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (devision of labour), yang
mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1.
Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang
baru.
2.
Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada
pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja,
untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3.
Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja
bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4.
Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya
karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu
menciptakan mesin hitung (calculator) mekanis yang pertama, mengembangkan
program-program permainan untuk komputer, mengembangkan kerja sama yang saling
menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema
perencanaan pembagian keuntungan.
Teori manajemen klasik juga terbagi dalam dua
pemikiran yaitu teori manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
Teori manajemen ilmiah.
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara
lain :
Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu
pengetahuan dibahas pada tahun 1900an. Taylor adalah manager dan penasehat
perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal
sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management). Dari hasil penelitian
dan analisanya taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
a)
Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu
pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
b)
Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu selanjutnya
memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
c)
Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam
menjalankan tugasnya.
d)
Harus dijalin kerja sama yang
baik antara pimpinan dan pekerja.
Karya Taylor lainnya yaitu mengenai upah
perpotong minimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan sama dengan
stándar atau dibawah stándar yang telah ditentukan, sedangkan upah per potong maksimum diberikan
kepada pekerja yang menghasilkan diatas stándar. Sistem upah per potong ini
lebih dikenal dengan The Taylor Differential Rate System.
Frank Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth ( 1868 – 1924 dan 1878 – 1917
).
Suami istri yang berkecimpung dalam
mengembangkan manajemen ilmiah. Frank adalah pelopor study gerak dan waktu,
mengemukakan beberapa teknik manajemen yang di ilhami oleh pandapat taylor. Dia
tertarik pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh effisiensi tertinggi.
Sedangkan Lilian Gilbreth cenderung tertarik pada aspek-aspek dalam kerja,
seperti penyeleksian penerimaan tenaga kerja baru, penempatan dan latihan bagi
tenaga kerja baru. Bukunya yang berjudul The Pshikology of Management
menyatakan bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah yaitu membantu para
karyawan untuk meraih potensinya sebagai
mahluk hidup.
Hendry Laurance Gantt ( 1861 – 1919 )
Hendry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai
seorang konsultan. Adapun gagasan yang dicetuskannya adalah :
a)
Kerjasama yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja
untuk mencapai tujuan bersama.
b)
Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
c)
Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
d)
Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
Harrington Emerson ( 1853 – 1931 )
Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dari hasil penelitiannya
menunjukan kebenaran prinsip yaitu uang akan lebih berhasil bila mengetahui
tujuan penggunaannya. Bukti dari pendapat Emerson yaitu adanya istilah
Management by Objek (MBO).
Teori
organisasi klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara
lain yaitu :
Hanry Fayol ( 1841 – 1925 )
Fayol adalah seorang industrialis Perancis.
Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar
pengelolaan organisasi yang kompleks, ini diungkapkan dalam bukunya yang
berjudul Administration Industrielle et General atau General and Industrial
Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh Costance Storrs.
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan
pengawasan. Fungsi ini dikenal sebagai Fungsionalisme.
Fayol selanjutnya membagi enam kegiatan
manajemen yaitu : 1. teknik produksi dan manufakturing produk, 2. Komersial, 3.
Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi, dan 6. Manajerial.
Hendry Fayol juga mengemukakan 14 prinsip
manajemen yaitu :
1.
Devision of work
Adanya spesialisasi dalam pekerjaan, dimana
dengan spesialisasi dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja. Tujuannya
adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan terbaik dengan usaha yang
sama.
2.
Uathority and Responsibility
Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan
kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
Tanggung jawab yaitu tugas dan fungsi yang
harus dikerjakan, untuk ini diperlukan wewenang dari pihak diatasnya. Semua ini
diperlukan sangsi agar dipatuhi oleh orang yang menerima.
3.
Dicipline
Melakukan apa sudah menjadi persetujuan
bersama, disiplin ini Sangat penting dalam tercapainya tujuan bersama, sebab
tanpa ini tidak akan mencapai tujuan.
4.
Unity of Command
Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari
seorang atasan saja untuk menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung
jawab. Bila hal ini dilanggar maka wewenang akan berkurang, disiplin terancam
dan stabilitas akan goyah.
5.
Unity of Direction
Seluruh kegiatan dalam organisasi yang
mempunyai tujuan sama harus diarahkan oleh seorang manajer.
6.
Subordination of Individual Interst to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh diatas
kepentingan bersama atau organisasi.
7.
Renumeration
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau
layanan yang diberikan. Konpensasi harus adil baik bagi karyawan maupun
pemilik.
8. Centralization
Standarisasi dan desentralisasi merupakan
pembagian kekuasaan. Sentralisasi bisa dipakai pada organisasi yang kecil, tapi
lain bagi organisasi yang besar sentralisasi tidak mungkin dapat digunakan,
harus menggunakan desentralisasi. Bila peranan diberikan kepada bawahan lebih
besar, maka digunakan desentralisasi.
9.
Scalar Chain ( garis wewenang )
Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi
yang bermula dari dan kembali kekuasaan terakhir. Prinsipnya mempermudah
komunikasi antar pegawai yang setingkat.
10.
Order
Disini berlaku setiap tempat untuk setiap
orang dan setiap orang pada tempatnya. Hendaknya setiap orang ditempatkan pada
posisi yang tepat untuk mereka berdasarkan pada kemampuan, bakat dan minatnya.
11.
Equty
Untuk merangsang agar pekerja melaksanakan
pekerjaan dengan baik, sungguh-sungguh dan penuh kesetiaan, maka harus ada
persamaan perlakuan dalam organisasi.
12.
Stability of Tonure of Personel
Seseorang pegawai memerlukan penyesuaian untuk
mengerjakan pekerjaan barunya agar dapat berhasil dengan baik. Apabila
seseorang sering kali dipindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya akan
menghambat dan membuat pekerja tersebut produktivitasnya kecil. Turn over
tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
13.
Initiative
Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan didalam
mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun
ada kesalahan yang mungkin terjadi.
14.
Esprit the Corps
Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan
operasi organisasi perlu memiliki kebanggan, keharmonisan dan kesetiaan dari
para anggotanya yang tercermin dalam semangat korps.
Teori hubungan manusiawi ( neo klasik )
Aliran ini timbul karena pendekatan klasik
tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi dalam produksi dan keselarasan kerja.
Tokoh-tokoh aliran hubungan manusiawi antara lain :
Hugo Munsterberg ( 1863 – 1916 )
Hugo merupakan pencetus psikologi industri
sehingga dikenal sebagai bapak psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and
Industrial Efficiensy, menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktifitas
harus melakukan tiga cara pertama penemuan best posibble person, kedua
penciptaan best posibble work dan ketiga penggunaan best posibble effect.
Elton Mayo ( 1880 – 1949 )
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne,
dimana hubungan manusiawi menggambarkan manager bertemu atau berinteraksi
dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi verja memburuk maka hubungan manusiawi
dalam organisasi juga akan buruk. Mayo juga meneliti pengaruh kondisi
penerangan terhadap produktifitas. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bila
kondisi penerangan naik, maka produktifitas juga akan naik dan begitupun
sebaliknya. Percobaan kedua dimana bila kelompok yang terdiri dari enam orang
dipisahkan dalam ruangan yang terpisah, dimana ruangan pertama kondisinya
diubah setiap waktu sedang ruangan lainnya tidak mengalami perubahan. Variabel
yang dirubah seperti upah, jam istirahat, jam makan, hari kerja dan sebagainya
ternyata kondisi tersebut mengalami kenaikan produktivitas, ternyata kenaikan
produktivitas ini bukan diakibatkan oleh intensif keuangan. Rantai reaksi
emosional antar pekerja berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas,
perhatian khusus dan simpatik sangat berpengaruh, fenomena ini dikenal sebagai
Howthorne Effect.
Teori hubungan modern ( ilmu pengetahuan ) /
Teori perilaku
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua,
pertama aliran hubungan manusiawi ( perilaku organisasi ) dan kedua berdasar
pada manajemen ilmiah atau manajemen operasi.
Tokoh aliran perilaku organisasi yaitu :
o
Douglas McGregor yang terkenal dengan teori X dan teori Y.
o
Frederick Herzberg terkenal dengan teori motivasi higenis atau teori dua
factor.
o
Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau
sistem antar hubungan budaya.
o
Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi.
o
Abhraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang perilaku
manusia dan dinamika proses.
o
Robert Blak dan Jane mounton mengemukakan lima gaya kepemimpinan dengan
kisi-kisi manajerial ( managerial grid ).
o
Rensislikert mengemukakan empat sistem manajemen dari sistem
1.explotatif, otoritatif sampai sistem 4. partisiatif kelompok.
o
Fred Feidler menerapkan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
** Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan aliran ini terlihat dalam
peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perilaku kelompok,
hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Semua
hal ini telah membuat para manajer semakin peka dan terampil dalam menangani
dan berhubungan dengan bawahannya.
** Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi
Meskipun demikian, banyak ahli berpendapat
potensi teori ini belum dikembangkan lebih lanjut. Selain itu juga banyak
kritikan terhadap aliran ini, karena disamping terlalu umum, terlalu abstrak
dan ruwet/rumit. Rekomendasi mereka sering berbeda satu ahli dengan ahli
lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan menentukan pendapat yang paling
baik.
Teori Aliran Kuantitatif (Riset Operasi dan
Manajemen Sains)
Aliran kuantitatif mulai berkembang sejak
Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan
yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Tim Riset Operasi
(Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Tim ini terdiri dari ahli
matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan
terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian meniru,
membentuk tim riset operasi seperti yang dibentuk Inggris.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari
pendekatan kuantitatif. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah :
pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis
break-event, programasi lenier (linear programming).
** Sumbangan Aliran Kuantitatif (Riset
Operasi/Manajemen Sains)
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan
penting terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Pendekatan tersebut juga membantu
memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan model
matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhanakan.
** Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset
Operasi/Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan
model atau simbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk
manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan
psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif
belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut
pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
MANAJEMEN
DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari
keseluruhan manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada
implementasi kebijakan lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini sebelum
adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki stándar
tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda
penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan
yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan
Sistem Manajemen Lingkungan ( EMS ).
Manajemen lingkungan saat ini telah banyak mengalami perubahan yang
cukup berarti terutama dimulai Sejak awal tahun 1990. Penelitian mengenai efek
dan akibat penerapan manajemen lingkungan telah banyak dilakukan terutama Sejak
munculnya ISO 14001 di tahun 1996. Penerapan manajemen lingkungan yang baik di
tingkat organisasi pada umumnya dibagi menjadi 3 elemen :
v
Perlindungan lingkungan secara fisik.
v
Membentuk budaya berkelanjutan dalam organisasi
v
Menanamkan nilai-nilai moral dan saling kepercayaan antar elemen
organisasi.
DEFINISI
LINGKUNGAN
Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala
sesuatu disekitar subjek manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen
lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan : tanah, udara, air, sumber daya
alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik
sentral isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan
sekumpulan aktifitas merencanakan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan
sumber daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah
ditetapkan.
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada
masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manager. Perbedaan dan kondisi
lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang
akan diambil. Ada dua macam faktor
lingkungan, yaitu :
1.
Faktor Lingkungan Internal yaitu lingkungan yang ada didalam usahanya
saja.
2.
Faktor Lingkungan Eksternal yaitu unsur-unsur yang berada diluar
organisasi, dimana unsure-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui
terlebih dahulu oleh manager, disamping itu juga akan mempengaruhi manager
didalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan
eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan ekonomi, paraturan pemerintah,
perilaku konsumen, perkembangan teknologi, politik dan lainnya. Lingkungan
eksternal dibagi menjadi dua yaitu :
v
Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh
langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, langganan,
para pesaing, lembaga perbankan dan lainnya.
v
Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh
tidak langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi, politik,
sosial dan lain sebagainya.
TANGGUNG
JAWAB SOSIAL MANAJER / PERUSAHAAN
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan
berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga
harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar