Halaman

Rabu, 13 Maret 2013

part1 (tobecontinue)


Cerita pendek
Oleh
Dinni Islami Fitriani


SICEWEK PEMALU


Suatu hari di suatu sekolah swasta bernama founder of school ada siswi rani concetta (remaja 13 tahun)  yang akrab dipanggil rani. Rani adalah tipe cewek ramah namun cenderung pemalu. banyak yang ingin berbicara kepadanya namun dia sering kali menghindar, saat berjalanpun selalu menundukan kepala, sesekali bertemu teman yang dia kenal dia hanya tersenyum dan sesekali pula menyapa. 


pertama kali rani suka kepada cowok yang pintar dikelasnya yaitu bryan, bryan adalah tipe cowok yang mudah bergaul, pintar dan hobi bermain basket. rani merasa senang setiap kali dia bisa berkesempatan berbicara dengan bryan, namun tak jarang dia terlihat salah tingkah ketika berhadapan dengan bryan. setiap waktu rani hanya memperhatikan bryan yang duduk di samping depan tempat rani duduk. saat istirahat tiba  teman-teman selalu mengajak rani untuk ikut makan bersama dikantin. selesai makan, rani langsung menuju lapangan ubtuk melihat bryan yang bermain basket bersama teman-temannya. rani saat senang dan selalu kepergok oleh teman-temannya bahwa dia selalu senyum-senyum sendiri. sering kali temannya bertanya "kenapa sih ran senyum-senyum sendiri?" tanya tika (teman rani).  "ih engga papa kali, cuma senyum aja kok hehehe" jawab rani sambil terlihat malu-malu. istirahat pun selesai, semua siswa masuk kekelas masing-masing untuk melanjutkan jam pelajarannya.

2 jam berlalu, saatnya pulang untuk siswa-siswa. rani pun bergegas dan menuju jemputan sekolahnya. sesampainya dirumah ranipun istirahat. disela-sela waktunya dia berfikir bagaimana dia bisa selalu berkomunikasi dengan bryan. akhirnya dengan berani rani menanyakan nomer handphone bryan dengan teman sekelasnya fani, karena fani sekertaris dikelasnya dan memiliki semua nomer anak-anak dikelsnya. fani pun terkejut sambil tertaawa saat rani meminta nomer handphone bryan, karena fani tidak mengira rani si cewek pemalu minta nomer cowok. akhirnya tanpa banyak pertanyaan fani memberikan nomer bryan ke rani. rani langsung senang kegirangan lalu memikirkan bagaimana alesan untuk sms bryan agar bryan membalas smsnya. akhirnya ide pun datang, rani langsung mengetik sebuah pesan yang akan dikirimnya ke bryan yang berisi berpura-pura menanyakan apakah besok ada tugas atau tidak. sebenarnya dia tahu bahwa pesan singkat yang ia kirim ke bryan adalah basa-basi tapi apa boleh buat rani hanya mencoba cari tahu apakah bryan meresponnya dengan membalasnya atau tidak. ternyata setelah rani menunggu lama, bryan tidak membalas-balas pesan singkatnya, rani merasa sedih dan merasa seperti tidak ada harapan untuk bisa bersama bryan.

waktu berlalu, setelah lama kemudian teman-teman rani pun tahu bahwa rani menyukai bryan. si cowok pintar dikelasnya dan yang memiliki hobi main basket itu. teman-teman ranipun menyetujui perasaan rani yang jatuh kepada bryan, mereka mendukung penuh siapa yang dipilih rani. pada akhirnya teman teman rani mencoba membantu rani untuk lebih mendekatkan bryan sama rani. fani berfikir mencoba mengajak rani mengikuti ekskul basket dimana bryan adalah salah satu anggota tim basket. awalnya rani tidak pede dan sangat menolak ide fani, tapi dengan bujukan-bujukan fani dan teman temea nya, akhirnya rani pun menyetujui ajakan fani. 

pada sabtu pagi hari pertama ekskul untuk rani, rani merasa malu dan selalu cepat ingin pulang karena dia takut berhadapan dengan bryan. dia takut bryan tahu dengan perasaaannya saat ini. tapi fani mencoba meyakinkan rani bahwa semua akan berjalan seperti biasa dan akan baik-baik saja. 


2 bulan kemudian, rani merasa usaha nya kini untuk mendapa perhatian bryan tidak ia dapatkan, terlebih kini ada cewek yang sedang dekat dengan bryan yaitu tia. tia anak kelas sebelah, tia memiliki hobi lain yang disukai oleh bryan yaitu semua hal berbau jepang. mereka terlihat akrab dan nyambung. rani selalu terlihat cemburu dan kesal, dan bertanya-tanya kepada temannya untuk meyakinkan dirinya bahwa bryan dan tia hanya berteman saja.

tidak disangka fani teman rani merasa kesal dan merasa geregetan dengan sikap bryan yang terlihat dingin kepada rani dan fani pun tidak sengaja mengatakan kepada bryan bahwa rani temannya menyukai bryan. bryan pun merasa kaget dan mengatakan kepada fani bahwa ia biasa-biasa saja terhadap rani. fani pun terdiam dan langsung keluar dari kelasnya untuk menghampiri rani dan teman temannya yang berada dikantin, fani tak tega untuk menjelaskan apa yang dikatakan bryan, hanya saja dia merasa harus mengatakannya kepada rani karena ia tidak mau rani selalu menaruh perasaan lebih kepada bryan yang jelas-jelas dia tahu bryan tidak menyukai rani.

fani pun berlari menuju kantin, dengan nafas yang terengah-engah...
tika: "duh kenapa sih fan lari-lari?" tanya tika
clara: "tau nih, biasa aja kali" sambung clara
rani: "hahaha yaudah duduk dulu sini, nih minum dulu" sambil menyodorkan segelas minuman yang baru saja ia pesan.
fani: "iya..iyaaa" jawab fani sambil meneguk minuman
clara: "yaudah tadi kenapa sih?" tanya clara
fani: "ran, gue mau bilang sesuatu nih" 
rani: " hahaa ih lebay nih, yaudah tinggal bilang" jawab rani dengan nada dengan tertawa
fani: "menurut gue sekarang lo gausah suka lagi deh sama bryan yah" 
rani: "loh kenapa? kan kalian juga setuju" bertanya dengan nada penasaran
fani: "udah deh ikutin kata gue aja, sekarang gue engga setuju. pokoknya engga setuju! jawab fani dengan nada tegas
rani: "jelasin dulu dong, gue penasaran nih kenapa sih kenapa fan?"
clara: "tau nih kenapa sih bryan punya cewek yah?" saut clara
fani: "bukan bukan, gue tadi engga sengaja bilang kalo rani suka sama dia terus dia bilang dia biasa biasa aja ke rani, jadi menuurut gue itu jawaban perasaan rani, makanya gue engga setuju rani sekarang suka sama bryan!"
tika: "gila lo berani ngomong gitu ke bryan"
rani: "oh hehe yaudah kalo gitu gue engga papa kok hehehe" 
fani: "gue cuma gamau lo terus naro harapan sama bryan ran, gue engga mau bikin lo sedih nantinya, gue pikir lo harus tau secepatnya"
rani: " iya fani, makasih yaaa. iya gue ngerti kok" jawab rani sambil memeluk fani

*treeeeeeeeeeeeeeeng* 
bel pun berbunyi... jam istirahat selesai..

rani: "eh udah bel nih masuk yuk"
tika: "yaudah yuk, tapi lo siap ketemu bryan?"
rani: "hahaha iya biasa aja kok tik" dengan nada yang kurang meyakinkan rani menjawab tika


saat masuk kelas rani pun merasa tidak siap untuk bertemu bryan. dia seolah-olah merasa takut untuk berhadapan dengannya. dia hanya diam dan selalu mencoba membuang muka agar tidak melihat bryan. dengan perasaan yang sedih dia mencoba berpura dia baik-baik saja. dan dia berfikir untuk berhenti usaha untuk dekat dengan bryan dan memutuskan untuk tidak lagi mengikuti ekskul basket, dan teman temannya pun menyutujui dia lagi.

hampir setiap hari dia merasa galau, karena dia masih saja memikirkan bryan, tiba-tiba dia bertemu cowok entah kenapa cowok itu suka sekali mengganggunya setiap dia bertemu, ternyata cowok itu masih seumuran dengannya dan hanya beda kelas dengan rani. Rani tahu dia karena dia berteman dengan teman cowok yang pernah se sd dengan nya dan menjadi teman sekelas cowok itu. cowok itu bernama damar. 

damar sering sekali menggoda dan mengganggu rani setiap rani lewat depannya. tak jarang akhir-akhir ini dia sering main dikelas rani dengan alasan dia main bersama temannya yg sekelas dengan rani. rani pun diam dan merasa tidak peduli. 

tiba-tiba sepulang sekolah riko, teman dari sd rani dan kebetulan sahabat dari damar mengatakan bahwa damar menyukai rani. rani pun tak menjawab dan langsung buru-buru keluar untuk pulang. setiba dirumah rani jadi kepikiran si damar. apakah yang dikatakan riko benar atau tidak, karena dia merasa selama ini damar hanya mengganggu dan menggoda untuk meledeknya dirinya.

rani pun berfikir kalaupun damar serius terhadap dirinya dia pun tidak bisa membalas perasaannya untuk damar. 

"kring..kringg" nada sms handphone rani
rani pun bergegas mengambil handphone miliknya di tas sekolahnya, dia langsung memeriksa apakah sms itu dari bryan atau bukan. 
ternyata setelah ia lihat bukanlah dari bryan atau temannya, ternyata nomer baru yang tak ia kenal, dan sms pun dibuka ternyata dari damar"

ternyata damar cukup berani untuk mencoba menghubungi rani dengan cara mengirim pesan singkat padanya. Damar mengatakan bahwa dia minta maaf atas segala yang ia lakukan terhadap rani seperti suka menjahili atau menggodanya, dia hanya tak tau cara bagaimana untuk memulai berteman dengannya. Rani pun memaafkan dan mengerti dengan sikap dammar kepada dirinya. Rani mengerti bahwa dammar pun seperti dirinya sewaktu rani mengejar perhatian bryan. Mulai dari sinilah pertemanan damar dan rani dimulai. Rani dan Damar sering mengobrol ketika mereka bertemu bahkan diluar sekolahpun mereka sering sekali untuk menghabiskan waktu bersama seperti dengan belajar, mengobrol dan berbagi cerita untuk saling terbuka.
Lambat laun, rani pun berfikir bahwa dammar yang ia kenal sebelumnya terkesan nakal dan begitu menjengkelkan untuk dirinya adalah ternyata bersikap baik dan menyenangkan. Rani merasa nyambung saat mengobrol dengan dammar. Bahkan dammar bisa membuat kegalauan rani hilang dan tersenyum bahagia.